Kondisi Umat Islam ketika "Islam Pada Masa Kejayaan"
Assalamu'alaikum Ukhty Soleha.
Islam sebelum jaya seperti sekarang, memiliki beberapa faktor dan tokoh yang berperan dalam Kejayaan Islam. Apa sajakah faktor dan tokoh Kejayaan Islam? Bagaimana kondisi Umat Islam ketika Islam Pada Masa Kejayaan ?
A. Periodisasi Sejarah Islam
Sumber : Masa Kejayaan Islam Yang Dinantikan Kembali, Materi PAI Kelas 11 SMA
Islam sebelum jaya seperti sekarang, memiliki beberapa faktor dan tokoh yang berperan dalam Kejayaan Islam. Apa sajakah faktor dan tokoh Kejayaan Islam? Bagaimana kondisi Umat Islam ketika Islam Pada Masa Kejayaan ?
A. Periodisasi Sejarah Islam
Harun
Nasution dalam buku Islam Ditinjau
dari Berbagai Aspeknya membagi sejarah Islam ke dalam tiga periode besar
berikut:
1.
Periode Klasik (650‒1250)
Periode Klasik merupakan periode kejayaan
Islam yang dibagi ke dalam dua fase, yaitu:
a.
Fase ekspansi, integrasi, (650‒1000),
b.
Fase disintegrasi (1000‒1250).
2.
Periode Pertengahan (1250‒1800)
Periode Pertengahan merupakan periode
kemunduran Islam yang dibagi ke dalam
dua fase, yaitu:
a.
Fase kemunduran (1250‒1500 M), dan
b. Fase munculnya ketiga kerajaan besar
(1500‒1800), yang dimulai dengan zaman kemajuan (1500‒1700 M) dan zaman
kemunduran (1700‒1800).
3.
Periode Modern (1800‒dan seterusnya)
Periode Modern merupakan periode kebangkitan
umat Islam yang ditandai dengan munculnya para pembaharu Islam.
B.
Masa Kejayaan
Islam
Masa
kejayaan Islam terjadi pada sekitar tahun 650‒1250. Periode ini disebut Periode
Klasik. Pada kurun waktu itu, terdapat
dua kerajaan besar, yaitu Kerajaan Umayyah atau sering disebut Daulah
Umayyah dan Kerajaan Abbasiyah yang sering disebut Daulah Abbasiyah.
Pada
masa Bani Umayyah, perkembangan Islam ditandai dengan meluasnya wilayah
kekuasaan Islam dan berdirinya bangunan-bangunan sebagai pusat dakwah Islam.
Kemajuan Islam pada masa ini meliputi: bidang politik, keagamaan, ekonomi, ilmu
bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer.
Sementara
perkembangan Islam pada masa Bani Abbasiyah ditandai dengan pesatnya perkembangan
ilmu pengetahuan. Kemajuan Islam pada masa ini meliputi bidang ilmu
pengetahuan, ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer.
Tentu
saja kemajuan umat Islam baik pada masa Bani Umayyah maupun Bani Abbasiyah
terjadi tidak secara tiba-tiba. Akan tetapi, ada penyebabnya, yaitu disebabkan
oleh faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor
internal antara lain:
1. Konsistensi dan istiqamah umat Islam
kepada ajaran Islam,
2.
Ajaran Islam yang mendorong umatnya
untuk maju,
3.
Islam sebagai rahmat seluruh alam,
4. Islam sebagai agama dakwah sekaligus
keseimbangan dalam menggapai kehidupan duniawi dan ukhrawi.
Faktor
eksternal antara lain seperti berikut:
1.
Terjadinya Asimilasi
Terjadinya Asimilasi antara bangsa Arab dan
bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu
pengetahuan. Pengaruh Persia pada saat itu sangat penting di bidang
pemerintahan. Selain itu, mereka banyak berjasa dalam perkembangan ilmu
filsafat dan sastra. Adapun pengaruh Yunani masuk melalui berbagai macam
terjemah dalam banyak bidang ilmu, terutama filsafat.
2.
Gerakan Terjemah
Pada masa Periode Klasik, usaha penerjemahan
kitab-kitab asing dilakukan dengan giat sekali. Pengaruh gerakan terjemahan
terlihat dalam perkembangan ilmu pengetahuan umum terutama di bidang astronomi,
kedokteran, filsafat, kimia, dan sejarah.
Selain
faktor tersebut di atas, kejayaan Islam ini disebabkan pula oleh adanya gerakan
ilmiah atau etos keilmuan dari para ulama yang ada pada Periode Klasik tersebut,
antara lain seperti berikut:
1. Melaksanakan ajaran al-Qur’an secara
maksimal, di mana banyak ayat dalam al-Qur’an yang menyuruh agar kita
menggunakan akal untuk berpikir.
2.
Melaksanakan isi hadis, di mana banyak
hadis yang menyuruh kita untuk terus-menerus menuntut ilmu, meskipun harus ke
negeri Cina. Bukan hanya ilmu agama yang dicari, tetapi ilmu-ilmu lain yang
berhubungan dengan kehidupan manusia di dunia ini.
3.
Mengembangkan ilmu agama dengan
berijtihad, ilmu pengetahuan umum dengan mempelajari ilmu filsafat Yunani. Maka, pada saat itu banyak bermunculan ulama fiqh, tauhid (kalam), tafsir, hadis, ulama bidang
sains (ilmu kedokteran, matematika, optik, kimia, fisika,
geografi), dan lain-lain.
4.
Ulama yang berdiri sendiri serta
menolak untuk menjadi pegawai pemerintahan.
Dari
gerakan-gerakan tersebut di atas, muncullah tokoh-tokoh Islam yang memiliki semangat berijtihad dan
mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan,
antara lain:
1.
Ilmu Filsafat
a. Al-Kindi (809‒873 M),
b.
Al Farabi (wafat tahun 916 M),
c. Ibnu Bajah (wafat tahun 523 H),
d.
Ibnu Thufail (wafat tahun 581 H),
e. Ibnu Shina (980‒1037 M),
f.
Al-Ghazali (1085‒1101 M),
g.
Ibnu Rusd (1126‒1198 M).
2.
Bidang Kedokteran
a. Jabir bin Hayyan (wafat 778 M),
b.
Hurain bin Ishaq (810‒878 M),
c. Thabib bin Qurra (836‒901 M),
d.
Ar-Razi atau Razes (809‒873 M).
3.
Bidang Matematika
a. Umar Al-Farukhan,
b.
Al-Khawarizmi.
4.
Bidang Astronomi
a. Al-Farazi: pencipta Astro lobe
b.
Al-Gattani/Al-Betagnius
c. Abul Wafa: menemukan jalan ketiga dari
bulan
d.
Al-Farghoni atau Al-Fragenius
5.
Bidang Seni Ukir
a.
Badr dan Tariff (961‒976 M)
6.
Ilmu Tafsir
a. Ibnu Jarir ath Tabary,
b.
Ibnu Athiyah al-Andalusy (wafat 147
H),
c. As Suda, Muqatil bin Sulaiman (wafat
150 H),
d.
Muhammad bin Ishak dan lain-lain.
7.
Ilmu Hadis
a. Imam Bukhori (194‒256 H),
b.
Imam Muslim (wafat 231 H),
c. Ibnu Majah (wafat 273 H),
d.
Abu Daud (wafat 275 H),
e.
At-Tarmidzi, dan lain-lain.
C.
Tokoh-Tokoh pada Masa
Kejayaan Islam
Sebagaimana
disebutkan di atas, banyak sekali tokoh Islam yang memiliki keahlian dalam
berbagai bidang ilmu. Di sini akan dijelaskan sebagian biografi beberapa
tokoh secara singkat. Selanjutnya, tokoh-tokoh yang tidak dijelaskan
biografinya, bisa dicari
melalui buku-buku lain yang membahasnya.
Berikut ini tokoh-tokoh muslim yang telah
menyumbangkan karyanya untuk peradaban umat manusia:
1.
Ibnu Rusyd (520‒595
H)
Nama
lengkapnya Abu Al-Walid Muhammad Ibnu Rusyd, lahir di Cordova (Spanyol) pada
tahun 520 H. dan wafat di Marakesy (Maroko) pada tahun 595 H. Beliau menguasai
ilmu fiqh, ilmu kalam, sastra Arab,
matematika, fisika astronomi, kedokteran, dan filsafat. Karya-karya beliau
antara lain: Kitab Bidayat Al- Mujtahid (kitab yang membahas tentang fiqh), Kuliyat Fi At-Tib (buku
tentang kedokteran yang dijadikan pegangan bagi para mahasiswa kedokteran di
Eropa), Fasl al-Magal fi Ma Bain Al-Hikmat wa Asy-Syariat. Ibnu Rusyd
berpendapat antara filsafat dan agama Islam tidak bertentangan, bahkan
Islam menganjurkan para penduduknya untuk mempelajari ilmu Filsafat.
2.
Al-Ghazali (450‒505
H)
Nama
lengkapnya Abu Hamid al-Ghazali, lahir di Desa Gazalah, dekat Tus, Iran Utara
pada tahun 450 H dan wafat pada tahun 505 H di Tus juga. Beliau dididik dalam
keluarga dan guru yang zuhud (hidup sederhana dan tidak tamak terhadap
duniawi). Beliau belajar di Madrasah Imam AI-Juwaeni. Setelah beliau menderita
sakit, beliau ber-khalwat (mengasingkan diri dari khalayak ramai dengan
niat beribadah mendekatkan diri kepada Allah Swt.) dan kemudian menjalani
kehidupan tasawuf selama 10 tahun di Damaskus, Jerusalem, Mekah, Madinah, dan
Tus.
Adapun
jasa-jasa beliau terhadap umat Islam antara lain sebagai berikut:
a.
Memimpin Madrasah Nizamiyah di Bagdad
dan sekaligus sebagai guru besarnya.
b.
Mendirikan madrasah untuk para calon ahli fiqh di Tus.
c. Menulis berbagai macam buku yang
jumlahnya mencapai 288 buah, mengenai tasawwuf, teologi, filsafat,
logika, dan fiqh.
Di
antara bukunya yang terkenal, yaitu Ihya 'Ulum ad-Din, yakni membahas
masalah-masalah ilmu akidah, ibadah, akhlak, dan tasawwuf berdasarkan
al-Qur’an dan hadis. Dalam bidang filsafat, beliau menulis tahafu al-Falas ifah (tidak
konsistennya para filsuf). Al-Ghazali
merupakan ulama yang sangat berpengaruh di dunia Islam sehingga mendapat gelar Hujjatul
Islam (bukti kebenaran Islam).
3.
AI-Kindi (805‒873 M)
Nama
lengkapnya Yakub bin Ishak AI-Kindi, lahir di Kufah pada tahun 805 M dan
wafat
di Bagdad pada tahun 873 M. AI-Kindi termasuk cendekiawan muslim yang
produktif. Hasil karyanya di bidang-bidang filsafat, logika, astronomi,
kedokteran, ilmu jiwa, politik, musik, dan matematika. Beliau
berpendapat,
bahwa filsafat tidak bertentangan dengan agama karena sama-sama
membicarakan tentang kebenaran. Beliau juga merupakan
satu-satunya filosof Islam dari Arab. Ia disebut Failasuf al-Arab
(filosof orang Arab).
4.
AI-Farabi (872‒950 M)
Nama
lengkapnya Abu Nashr Muhammad Ibnu Tarkhan Ibnu Uzlag AI-Farabi, lahir di
Farabi Transoxania pada tahun 872 M dan wafat di Damsyik pada tahun 950 M.
Beliau keturunan Turki. Al-Farabi menekuni berbagai bidang ilmu pengetahuan,
antara lain: logika, musik, kemiliteran, metafisika, ilmu alam, teologi, dan
astronomi. Di antara karya ilmiahnya
yang terkenal berjudul Ar-Royu Ahlul al-Madinah wa aI-Fadilah (pemikiran
tentang penduduk negara utama).
5.
Ibnu Sina (980‒1037
M)
Nama
lengkapnya Abu Ali AI-Husein Ibnu Abdullah Ibnu Sina, lahir di Desa Afsyana
dekat Bukhara, wafat dan dimakamkan di Hamazan. Beliau belajar bahasa Arab,
geometri, fisika, logika, ilmu hokum Islam, teologi Islam, dan ilmu kedokteran.
Pada usia 17 tahun, ia telah terkenal dan dipanggil untuk mengobati Pangeran
Samani, Nuh bin Mansyur. Beliau menulis lebih dari 200 buku dan di antara
karyanya yang terkenal berjudul Al-Qanun Fi aṭ-Ṭib, yaitu ensiklopedi
tentang ilmu kedokteran dan Al-Syifa, ensiklopedi tentang filsafat dan ilmu pengetahuan.
Menerapkan
Perilaku Mulia
Perilaku
mulia yang perlu dilestarikan oleh umat Islam sekarang adalah seperti berikut:
1. Menuntut ilmu seluas mungkin agar
mengetahui informasi-informasi yang berkembang baik yang sudah lampau maupun
yang akan datang. Hal ini bisa diperoleh dengan terus-menerus menuntut ilmu.
2.
Mempelajari bahasa-bahasa asing dan
menerjemahkan buku-buku berbahasa asing.
3. Melakukan penelitian tentang berbagai
macam permasalahan yang ada di lingkungan kita. Karena dengan meneliti,
permasalahan dapat diketahui penyebab dan penyelesaiannya.
4.
Memberikan pengetahuan yang dimiliki
kepada orang lain yang belum mengetahui.
5. Kreatif dan tekun dalam menggali ilmu
pengetahuan agar mengetahui apa yang tersembunyi dan menghasilkan apa yang
diinginkan.
Rangkuman
Sejarah
Peradaban Islam dibagi tiga periode besar, yaitu:
1.
Periode Klasik (650‒1250);
Periode Klasik merupakan periode kejayaan
Islam yang dibagi ke dalam dua fase, yaitu:
a.
Fase ekspansi, integrasi, (650‒1000);
b.
Fase disintegrasi (1000‒1250),
2.
Periode Pertengahan (1250‒1800);
Periode Pertengahan juga dibagi ke dalam dua
fase, yaitu:
a.
Fase kemunduran (1250‒1500), dan
b.
Fase munculnya tiga kerajaan besar (1500‒1800), yang dimulai dengan zaman kemajuan
(1500‒1700) dan zaman kemunduran (1700 -
1800),
3.
Periode Modern (1800‒dan seterusnya);
4. Kejayaan Islam pada masa Bani Umayyah
ditandai berdirinya bangunan-bangunan sebagai pusat dakwah Islam. Sementara
kejayaan Islam pada masa Dinasti Abbasiyah ditandai dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan.Sumber : Masa Kejayaan Islam Yang Dinantikan Kembali, Materi PAI Kelas 11 SMA
wa'alaikumsalam ukhti.
BalasHapusTerima kasih atas ilmunya, sangat bermanfaat sekali.
semoga selalu bahagia dan jaga kesehatannya iyaa