Tanamkanlah Sifat Akhlak Mulia
Akhlak Terpuji
1.
Pengertian
Adil
Menurut bahasa adil berarti tidak
berat sebelah, tidak memihak atau manyamakan yang satu dengan yang lain.
Sedangkan menurut istilah, adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya.
Yaitu memperlakukan hak dan kewajiban secara seimbang, tidak memihak dan tidak
merugikan pihak manapun.
Apabila keadilan dijadikan dasar dan
pegangan bertindak, maka manusia akan terhindar penindasan dan penganiayaan.
Keadilan hendaknya meliputi segala segi kehidupan manusia baik segi hukum, segi
hak dan kewajiban dll.
Firman Allah
swt. :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ
لِلَّهِ وَلَوْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالأقْرَبِينَ إِنْ
يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَى بِهِمَا فَلا تَتَّبِعُوا
الْهَوَى أَنْ تَعْدِلُوا وَإِنْ تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ
كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
|
Artinya :
“Wahai
orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan,
menjadi saksi karena Allah biar pun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan
kaum kerabatmu. Jika ia kaya atau pun miskin, maka Allah lebih tahu
kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin
menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau
enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa
yang kamu kerjaan.” (Q.S An
Nisa’: 135)
Adil adalah memberikan hak kepada orang yang berhak menerimanya tanpa ada pengurangan, dan meletakkan segala urusan pada tempat yang sebenarnya tanpa ada aniaya, dan mengucapkan kalimat yang benar tanpa ada yang ditakuti kecuali terhadap Allah swt saja.
Berlaku adil
dapat digolongkan menjadi 4 macam :
1. Adil kepada Allah swt.
2. Adil kepada diri sendiri.
3. Adil kepada sesama manusia.
4. Adil kepada sesama makhluk Allah swt.
1. Adil kepada Allah swt.
2. Adil kepada diri sendiri.
3. Adil kepada sesama manusia.
4. Adil kepada sesama makhluk Allah swt.
2.
Hikmah
Berlaku Adil
1.
Terciptanya rasa aman, tenteram dan
tidak ada rasa khawatir terhadap orang lain.
2.
Memberantas kezaliman dan tindak
tercela dalam masyarakat.
3.
Akan menumbuhkan semangat bekerja dan
kreativitas dalam bekerja.
4. Meningkatkan
harkat dan martabat manusia sebagai mahluk individu maupun sosial.
3.
Contoh
Perilaku Adil
B. Ridho
1.
Pengertian
Ridho
Kata Ridho berasal dari bahasa Arab
yaitu dari kata rodiya yang berarti senang, suka, rela. Ridho merupakan
sifat yang terpuji yang harus dimiliki oleh manusia. Banyak ayat Al-Qur’an yang
menjelaskan bahwa Allah SWT ridho terhadap kebaikan hambanya.
Ridha (رِضَى ) menurut kamus
al-Munawwir artinya senang, suka, rela. Pengertian ridha ialah menerima dengan
senang segala apa yang diberikan oleh Allah swt. baik berupa peraturan ( hukum
) atau pun qada’ atau sesuatu ketentuan dari Allah swt.
Ridho adalah sikap menerima segala
ketentuan Allah swt., tenang dalam menghadapi cobaan dengan senantiasa berusaha
dan tidak mudah putus asa atas pemberian dari Allah swt. Bersikap ridho berarti
sebuah penerimaan secara sungguh-sungguh dari hati atas pemberian Allah swt.
Melalui pikiran yang sehat, bahwa Dia telah memberikkan kenikmatan sesuai
ukuran kebutuhan kita.
Sikap ridho bukan berati apatis
dalam mencari karunia Allah SWT. Manusia harus tetap berusaha mencari karunia
Allah dengan serangkaian cara cara tertentu sesuai dengan bakat dan
kemampuannya.
Firman Allah
:
وَقَالَ مُوسَى إِنْ تَكْفُرُوا أَنْتُمْ وَمَنْ فِي الأرْضِ جَمِيعًا
فَإِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ حَمِيدٌ
|
Artinya :
“Dan Musa berkata: "Jika kamu dan orang-orang yang ada di
muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah), maka sesungguhnya Allah Maha
Kaya lagi Maha Terpuji.” (Q.S. Ibrahim : 7 )
Dalam
kehidupan seseorang, ada beberapa hal yang harus menampilkan sikap ridha,
minimal empat macam berikut ini :
1. Ridha
terhadap perintah dan larangan Allah
Artinya
ridha untuk mentaati Allah dan Rasulnya. Pada hakekatnya seseorang yang telah
mengucapkan dua kalimat syahadat, dapat diartikan sebagai pernyataan ridha
terhadap semua nilai dan syari’ah Islam.
2.
Ridha terhadap taqdir Allah.
Ada dua sikap
utama bagi seseorang ketika dia tertimpa sesuatu yang tidak diinginkan yaitu
ridha dan sabar. Ridha merupakan keutamaan yang dianjurkan, sedangkan sabar
adalah keharusan dan kemestian yang perlu dilakukan oleh seorang muslim.
Perbedaan
antara sabar dan ridha adalah sabar merupakan perilaku menahan nafsu dan
mengekangnya dari kebencian, sekalipun menyakitkan dan mengharap akan segera
berlalunya musibah. Sedangkan ridha adalah kelapangan jiwa dalam menerima
taqdir Allah swt. Dan menjadikan ridha sendiri sebagai penawarnya. Sebab
didalam hatinya selalu tertanam sangkaan baik (Husnuzan) terhadap sang Khaliq
bagi orang yang ridha ujian adalah pembangkit semangat untuk semakin dekat
kepada Allah, dan semakin mengasyikkan dirinya untuk bermusyahadah kepada Allah.
3.
Ridha terhadap perintah orang tua.
Ridha
terhadap perintah orang tua merupakan salah satu bentuk ketaatan kita kepada
Allah swt. karena keridhaan Allah tergantung pada keridhaan orang tua,
sebagaiman perintah Allah dalam Q.S. Luqman (31) ayat 14.
Bahkan
Rasulullah bersabda : “Keridhaan Allah tergantung keridhaan orang tua, dan
murka Allah tergantung murka orang tua”. Begitulah tingginya nilai ridha orang
tua dalam kehidupan kita, sehingga untuk mendapatkan keridhaan dari Allah,
mempersyaratkan adanya keridhaan orang tua. Ingatlah kisah Juraij, walaupun
beliau ahli ibadah, ia mendapat murka Allah karena ibunya tersinggung ketika ia
tidak menghiraukan panggilan ibunya.
4.
Ridha terhadap peraturan dan undang-undang negara
Mentaati
peraturan yang belaku merupakan bagian dari ajaran Islam dan merupakan salah
satu bentuk ketaatan kepada Allah swt. karena dengan demikian akan menjamin
keteraturan dan ketertiban sosial.
Termasuk
dalam ridha terhadap peraturan dan undang-undang negara adalah ridha terhadap
peraturan sekolah, karena dengan sikap demikian, berarti membantu diri sendiri,
orang tua, guru dan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian
mempersiapkan diri menjadi kader bangsa yang tangguh.
وَلَوْ أَنَّهُمْ رَضُوا مَا آتَاهُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَقَالُوا
حَسْبُنَا اللَّهُ سَيُؤْتِينَا اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَرَسُولُهُ إِنَّا إِلَى
اللَّهِ رَاغِبُونَ
|
Artinya :
“Jika
mereka sungguh-sungguh rida dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya
kepada mereka, dan berkata: "Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan
memberikan kepada kami sebahagian dari karunia-Nya dan demikian (pula)
Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada
Allah", (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka).” (Q.S. At
Taubah : 59)
2.
Hikmah Sikap
Ridho
1. Selalu
bersikap positip terhadap apapun yang terjadi.
2. Selalu
berikhtiyar dan bertawakal kepada Allah swt.
3. Mampu
mengambil hikmah dari segala ketentuan Allah swt.
4. Senantiasa
bersyukur atas segala sesuatu yang diterimanya.
5. Tidak mudah
berkeluh kesah.
C. Sabar
Menurut bahasa, sabar berarti tabah.
Tabah artinya dapat menahan diri dari keluh kesah dan mampu mengendalikan nafsu
yang dapat menggoncangkan iman.
Sedangkan menurut istilah, sabar
adalah tabah dan tahan dalam menghadapi segala penderitaan dan kesulitan, serta
berusaha memaksimalkan untuk mengatasinya.
Rasulullah saw. membagi kesabaran
menjadi tiga macam yaitu :
1.
Sabar dalam menghadapi segala
musibah.
2.
Sabar dalam mematuhi perintah Allah
swt.
3.
Sabar dalam menahan diri untuk tidak
melakukan maksiat.
Kesabaran
merupakan salah satu kunci sukses dalam perjuangan meraih cita-cita . Allah swt.
memerintahkan manusia supaya menjadi sabar dan sholat sebagai penolong dalam Q.S. Al Baqarah: 153 sebagai berikut :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
|
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah)
dengan sabar dan (mengerjakan) salat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang sabar.”
2.
Hikmah Sabar
1. Sabar merupakan akhlak yang terpuji
2. Orang yang sabar akan mendapatkan kemenangan
3. Allah akan melimpahkan karunia-Nya berupa
kemudahan segala
urusan di dunia
maupun di akhirat.
3. Contoh Perilaku Sabar
1.
Mensyukuri nikmat yang diberikan
oleh Allah swt.
2.
Mengalah untuk kepentingan orang
lain.
3.
Menguasai nafsu amarah yang ada dlam
diri kita.
1.
Pengertian
Amal Sholeh
Menurut bahasa berarti perbuatan
baik. Perbuatan baik disini dapat diartikan sebagai perbuatan kebajikan yang
dilandasi keimanan kepada Allah swt., dengan niat memperoleh ridhonya. Menurut
pendapat sebagian ulama’ amal sholeh adalah suatu amalan yang mengandung
kemanfaatan baik untuk dirinya sendiri, orang lain, maupun masyarakat secara
umum.
Syarat-syarat
amal sholeh agar dapat bernilai Ibadah :
1.
Didasari dengan niat yang baik. Niat
inilah yang mendasari apakah amal itu bisa dinilai menjadi ibadah atau menjadi
amal biasa. Jika amal tersebut diniatkan karena Allah, maka amal tersebut
dinilai sebagai ibadah.
2.
Dilandasi dengan keimanan yang
sempurna.
3.
Dilandasi dengan keikhlasan karena
Allah.
2. Contoh perilaku amal sholeh
1.
Menghormati sesama manusia. Sifat
menghormati terhadap orang lain menjadi kunci sukses dalam berkomunikasi dan
berbuat secara benar kepada orang lain.
2.
Memanfaatkan kemampuan diri. Ketika
Rosulullah ditanya oleh para shahabatnya tentang amal sholeh berupa sedekah,
beliau menjelaskan bahwa menyingkirkan duri di jalan sehingga orang lain tidak
tertancap termasuk sedekah.
3.
Menggunakan ilmu dengan benar.
4.
Memanfaatkan harta benda di jalan Allah swt.
5.
Bersikap yang benar terhadap lingkungan.
1. Akan
senantiasa mendapatkan kasih sayang dari Allah swt.
2. Hidup
akan terasa damai tentram dan tenang, baik dalam keluarga, masyarakat dan
lingkungannya.
3. Terhindar
dari perbuatan yang dilarang oleh Allah swt.
4. Senantiasa
dapat mensyukuri segala nikmat dan ujian dari Allah.
Sumber : http://tsaniyahnina.blogspot.com/2014/02/materi-pai-kelas-xii-smk-akhlakul.html
Sumber : http://tsaniyahnina.blogspot.com/2014/02/materi-pai-kelas-xii-smk-akhlakul.html
Komentar
Posting Komentar